Penyakit yang ditandai kejang skeletal.
Penyebab: kuman clostridium tetani (sifat anaerob).
Terdapat di mana aja terutama pada pupuk kandang, debu jalanan dan tahan.
Post d’entre atau cara masuknya kuman clostridium tetani ke dalam tubuh bisa melalui semua jenis luka pada permukaan tubuh seperti luka lecet, luka tembak, luka tusuk, dan luka bakar, gigitan binatang, ulkus dekubitus, fraktur compound (terbuka), dan karies gigi.
Bila luka terkena tanah atau karies terkontaminasi alat yang mengandung kuman atau pembalutan luka yang tidak baik sehingga luka bersuasana anaerob.
Kuman berkembang biak: keluarkan eksotoksin yang bersifat neurotoksis.
Eksotoksin: melalui selaput syaraf sampai pada syaraf: spasme otot skeletal.
Kuman > eksotoksin > neurotoxis > sampai ke syaraf > spasme otot skeletal.
Masa inkubasi 6-15 hari ssampai beberapa bulan.
Masa inkubasi lebh pendek, prognosis buruk.
Tanda klinis:
- Trismus.
- Terjadi hiperiritabilitas:
- Photophobia.
- Gelisah.
- Spasme.
- Kesulitan mengunyah atau menelan.
- Kekejangan otot muka (face mask/fesus sardonicus).
- Kekejangan otot pinnggang (opistonosus).
- Kekejangan otot perut atau dada.
- Kaku duduk.
- Mudah terangsang.
- Sakit kepala.
- Kesadaran penderita baik.
- Kematian terjadi karena cardiac arrest atau respiratory arrest.
Pencegahan:
- Luka: debridement > irigasi H2O2 3%.
- Pembalutan luka yang baik > hindari suasana anaerob.
- Pemberian antibiotik.
- ATS dengan dosis profilaksis > 1500 IU (dewasa), 750 IU (anak-anak).
- Imunisasi aktif pada anak dengan pemberian imun toxoid dikombinasi dengan imunisasi DPT.
Terapi:
- Bila penderita sudah pernah diberi tetanus, diberi ATS dengan dosis terapeutik 20000-40000 IV, IM.
- Beri sedative.
- Pasien dirawat di ruang tenang, tidak banyak sinar.
- Bila kejang dada: tracheostomi.
- Masukkan oksigen dengan diberi nebulizer.