Hipersensitivitas Tipe I

  • Anafilaktik/tipe imediate: 15-39 menit.
  • Mediasi oleh IgE.
  • Mekanisme: Alergen → dikenali oleh APC → (alergen + APC) berinteraksi dengan sel TH2 → produksi IgE → IgE berikatan dengan sel mast → allergen (pada eksposur kedua) → sel mast melepaskan mediator.
  • Klinis: bronkospasme, angioedema (dimediasi oleh histamin).
  • Manajemen:
    • Bronkospasme: bronkodilator.
    • Angioedema: antihistamin.
  • Lihat: penanganan syok anafilaksis.

Hipersensitivitas tipe II

  • Sitotoksik: menit-jam.
  • Mediasi oleh IgM dan IgG.
  • Mekanisme: Alergen dikenali oleh IgM/IgG > terbentuk kompleks antigen-antibodi > aktivasi komplemen dan sel-sel inflamasi (neutrofil dan makrofag) > lisis sel/kerusakan sel.
  • Klinis: pada reaksi ketidakcocokan golongan darah pada transfusi darah, transpantasi.

Hipersensitivitas tipe III

  • Imun kompleks: 3-8 jam.
  • Mediasi oleh IgM dan IgG.
  • Mekanisme sama seperti tipe II, namun alergen yang dikenali IgM/IgG bersirkulasi sebagai kompleks imun sehingga terjadi lisis sel dan kerusakan jaringan pada banyak area (bukan di lokasi adanya alergen).
  • Klinis: lupus erythematosus sistemik, erythema multiforme, arthritis rheumatoid.

Hipersensitivitas tipe IV

  • Delayed type atau T-cell mediated cytolysis.
  • Mediasi oleh: CD4 (delayed type), CD8 (T-cell mediated cyroroxicity).
  • Mekanisme: Alergen > dikenali APC > aktivasi CD4 > pelepasan sitokin > cedera jaringan.
  • Klinis: oral lichen planus, stomatitis venenata.
  • Tes alergi:
    • Patch test: kontak, muncul respons setelah 48 jam.
    • RAST test: hitung jumlah IgE terhadap alergen spesifik, butuh 2 ml darah, hasil muncul setelah 4 jam.
    • Skin test: tes di bawah kulit, hasil muncul dalam 15 menit.

By Infodrg