Merupakan self limitting disease (7-10 hari).
Etiologi:
- Herpes simplex virus (HSV) I oral.
- HSV 2: genital.
Patogenesis:
Manifestasi:
- Gejala prodromal.
- Vesikel mudah pecah dan menjadi ulser yang ireguler dan sakit.
Primary Herpetic Gingivostomatitis
Vesikel-vesikel yang bergabung dan mudah pecah menjadi ulser ireguler dikelilingi eritema, dapat pada keratinized dan nonkeratinized mucosa, biasa terjadi ada anak-anak, disertai gingivitis marginalis akut. Lesi dapat ditemukan pada oral mukosa dan skin.
Primary Herpetic Whitlow
Infeksi pada jari (biasanya penularan pada dokter gigi). Eritema, edema, vesikel, ulser dan sakit pada jari.
Recurrent Herpes Labialis (RHL)
Vesikel berkelompok, pecah menjadi ulser → krusta pada bibir.
Recurrent Intraoral Herpes (RIH)/Recurrent Stomatitis Herpetica
Vesikel berkelompok yang menyatu dan mudah pecah menjadi ulserasi ireguler, biasa pada mukosa berkeratin (palatum keras, attached gingiva, dorsum lidah).
HSV yang laten pada ganglia saraf dapat teraktivasi akibat: sistem imun turun, stress, ketidak seimbangan hormonal, demam, sinar UV, trauma mekanik (misalnya prosedur dental).
Recurrent lesions biasanya tanpa manifestasi sistemik, terbatas pada jaringan berkeratin (misalnya: bibir dan gingiva).
Diagnosis:
Titer antibodi (IgG, IgM); anti HSV 1 atau 2 positif.
Transmisi:
Kontak langsung dengan secret tubuh (contih: saliva, darah).
Pemeriksaan:
Sitologi, HSV isolation, titer antibodi.
- Titer antibodi: melihat titer IgM dan IgG dalam darah response terhadap adanya HSV.
IgM: jumlah terbatas, diproduksi sebagai respon imun dini.
IgG: diproduksi lebih lambat, namun bersifat permanen menjadi tanda pernah terpapar antigen. - Pada infeksi HSV-1:
Peningkatan IgM (> 0,9) 7-10 hari awal dan menetap selama 14 hari berikutnya virus sedang aktif.
Peningkatan IgG (> 0,9) dalam waktu lebih lambat, kadang baru terdeteksi setelah gejala klinis primer sudah tidak ada, namun keberadaannya permanen hanya menunjukkan pernah terjadi infeksi terdahulu, bukan proteksi terhadap reaktivasi virus laten. - Jadi, pada RIH dan RHL IgM dan IgG positif (>0,9) Pada lesi aphtosa bukan akibat reaktivasi virus → IgM (-) dan IgG (+).
Diferential Diagnosis:
- RIH vs RAS → lihat titer antibodi.
- RHL vs erythema multiforme → ada lesi target, krusta merah kehitaman, lesi intraoral pada nonkeratinized mucosa, diawali oleh bula.
- Primary gingivostomatitis vs ANUG → jaringan nekrosis, halitosis, rasa seperti logam, hanya di gingiva.
Treatment:
- Acyclovir 200 mg 5x/ hari selama 7 hari.
- Tingkatkan sistem imun dan jaga nutrisi (ulser sakit → susah makan)
- Kontraindikasi kortikosteroid.