Dokter gigi merupakan profesi yang mulia dan harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab. Salah satu bentuk tanggung jawab kita adalah melakukan perawatan kedokteran gigi dengan dasar ilmiah yang terbaik dan terkini.
Dengan adanya internet, mencari informasi mengenai hasil dari penelitian adalah hal yang mudah, namun hal itu membawa kita kepada tantangan lainnya yaitu memilah informasi mana saja yang dapat dijadikan sumber referensi yang terpercaya dan realistis untuk diaplikasikan kepada pasien.
Oleh karena itu dokter gigi harus mempunyai kemampuan dasar dalam mengidentifikasi dan menilai bukti ilmiah secara kritis lalu menerapkannya dalam praktik sehari-hari. Kemampuan ini disebut dengan kemampuan dalam menerapkan evidenced-based dentistry (EBD) atau kedokteran gigi berdasarkan bukti ilmiah.
Apa itu evidence-based dentistry?
Evidence-based dentistry (EBD) adalah penentuan perawatan yang berfokus pada pasien yang memberikan perawatan dental yang sesuai bedasarkan pengetahuan ilmiah yang terkini. EBD merupakan bagian dari gerakan umum evidenced-based medicine dan praktik evidence-based lainnya yang dicetuskan oleh Gordon Guyatt pada tahun 1990.
American Dental Association (ADA) mendefinisikan EBD sebagai pendekatan perawatan kesehatan rongga mulut yang membutuhkan penilaian yang sistematis yang merupakan integrasi dari hasil bukti ilmiah yang relevan secara klinis, dihubungkan dengan kondisi dan riwayat kesehatan gigi dan umum pasien, dengan keahlian klinis dokter gigi serta preferensi dan kebutuhan perawatan pasien.
Mengapa perlu melakukan perawatan kedokteran gigi berdasarkan EBD?
EBD menjamin peningkatan kualitas pelayanan kesehatan. Dengan menggunakan bukti ilmiah yang terkini, dokter gigi dapat memberikan perawatan yang lebih efektif dalam menangani penyakit dan keluhan pasien. Pasien pun bisa mendapatkan perawatan dan optimal sehingga kesuksesan perawatan dan kepuasan pasien dapat tercapai.
Informasi yang terdapat di internet juga dapat diakses oleh pasien, oleh karena itu pasien dapat mengkritisi apa yang dilakukan oleh dokter gigi kepada dirinya. Dengan melakukan perawatan dokter gigi berdasarkan bukti ilmiah, pekerjaan yang dilakukan dokter gigi dapat dipertanggungjawabkan.
3 pilar utama dalam evidence-based dentistry
Kompetensi dokter gigi
Dokter gigi harus memiliki kemampuan diagnosis, menentukan rencana perawatan, kemampuan teknis dokter gigi (menambal, mencabut, dan sebagainya), serta kemampuan komunikasi supaya perawatan gigi bisa mencapai kesuksan. Dalam EBD, dokter gigi memiliki peranan yang terpenting.
Preferensi dan kebutuhan pasien
Setiap pasien adalah individu yang berbeda, mereka bisa memiliki prioritas yang berbeda pula. Dokter gigi harus bisa memahami kebutuhan dari setiap individu dalam perawatan giginya sehingga bisa memberikan pilihan perawatan yang tersedia kepada pasien yang sesuai dengan kebutuhannya.
Bukti ilmiah yang relevan
Kemampuan dokter gigi disertai dengan preferensi dan kebutuhan pasien yang berbeda-beda bisa memberikan banyak opsi dalam rencana perawatan, namun semuanya itu tetap harus memiliki bukti ilmiah yang relevan. Ketiga hal di atas harus bisa digabungkan supaya menghasilkan perawatan yang terbaik dan mencapai kesuksesan bagi semua pihak.
Proses dalam EBD
- Membuat pertanyaan klinis yang jelas, berstruktur baik yang dapat dicari.
- Tentukan tingkatan bukti ilmiah terbaik yang dapat menjawab pertanyaan di atas.
- Identifikasi bukti ilmiah terbaik yang tersedia lalu nilai validitas dan aplikasi dari bukti ilmiah tersebut.
- Aplikasikan informasi yang didapat di atas dengan mengkombinasikannya dengan kompetensi dokter gigi serta preferensi dan kebutuhan pasien.
- Evaluasi efektivitas EBD setelah diaplikasikan pada pasien.
Tantangan dalam menerapkan EBD
Hanya 10% perawatan dokter gigi yang berdasarkan penelitian yang tervalidasi walaupun dokter gigi mendapatkan banyak keuntungan dalam menerapkan EBD. Ada beberapa tantangan dalam menerapkan EBD dalam praktik dokter gigi sehari-hari:
- Terbatasnya waktu, kemampuan, kepercayaan diri dokter gigi dalam mencari dan menilai literatur ilmiah (tantangan terbesar).
- Proses pencarian bukti ilmiah berkualitas terbaik adalah proses yang rumit dan memakan waktu.
- Kurangnya kompetensi dan motivasi dokter gigi untuk mengubah cara praktik.