Berdasarkan klasifikasi Moyer mengenai etiologi maloklusi:
- Heredity.
- Developmental defects of unknown origin.
- Trauma:
- Prenatal trauma and birth injuries.
- Postnatal trauma.
- Physical agents:
- Premature extraction of primary teeth.
- Nature of food.
- Habits:
- Thumb sucking and finger sucking.
- Tongue thrusting.
- Lip sucking and lip biting.
- Posture.
- Nail biting.
- Other habits.
- Diseases:
- Systemic diseases.
- Endocrine disorders.
- Local diseases:
- Nasopharyngeal diseases and disturbed respiratory function.
- Gingival and periodontal disease.
- Tumours.
- Caries:
- Premature loss of deciduous teeth.
- Disturbances in sequence of eruption of permanent teeth.
- Early loss of permanent teeth.
- Malnutrition.
Etiologi Maloklusi
- Gigi geligi
- Anomali bentuk gigi.
- Anomali ukuran gigi.
- Anomali jumlah gigi.
- Kehilangan dini gigi sulung.
- Persistensi gigi sulung.
- Delayed eruption gigi permanen.
- Arah erupsi abnormal.
- Ankilosis.
- Karies gigi.
- Restorasi gigi yang tidak baik.
- Central diastema.
- Trauma.
- Prenatal.
- Post natal.
- Penyakit atau kelainan.
- Kelainan endokrin:
- Hipotiroid.
- Hipertirodi.
- Cleidocranial disostosis.
- Maternal rubella infection.
- Cleft lip and palate.
- Kelainan endokrin:
- Labial frenul abnormal.
- Makanan alami.
- Kebiasaan buruk.
Gigi Geligi
Anomali Bentuk Gigi
- Peg shaped 12 RA menyebabkan spacing dan migrasi gigi tetangga.
- Besar singulum gigi IRA abnormal menyebabkan labioversi akibat tekanan dari I RB.
- Cusp lingual tambahan pada gigi P2 RB menyebabkan peningkatan dimensi mesio distal.
- Congenital syphilis: Hutchinson’s incisors dan mulberry molars, ukuran RA lebih kecil daripada RB sehingga dapat terjadi crossbite anterior.
- Fusi dan geminasi menyebabkan terjadinya perubahan dimensi mesiodistal gigi.
- Dilaserasi dapat menyebabkan gigi tidak dapat erupsi mencapai oklusi normal sehingga terjadi maloklusi. Penyebab dilaserasi dapat diakibatkan injuri gigi sulung terhadap benih gigi permanen di bawahnya.
Anomali ukuran gigi
- Peningkatan ukuran gigi seperti makrodonsia dapat menyebabkan crowding.
- Penurunan ukuran gigi seperti mikrodonsia dapat menyebabkan spacing.
Anomali jumlah gigi
- Supernumerary teeth dapat menyebabkan gigi permanen di bawahnya tidak erupsi atau perubahan arah erupsi gigi permanen.
- Gigi rudimenter memiliki bentuk tidak menyerupai gigi normal (conical) seperti mesiodens pada midline maksila yang dapat menyebabkan midline spacing.
- Gigi Supplemental memiliki bentuk seperti gigi normal, biasanya pada region P dan I, Adanya gigi tambahan akan menyebabkan terjadinya crowding dan rotasi gigi tetangga.
- Missing teeth (anodontia, oligodontia, hypodontia) biasanya padagigi M3, I2 RA, P2 RB, I RB, P2 RA. Missing teeth menyebabkan adanya spacing sehingga gigi tetangga migrasi.
Kehilangan dini gigi sulung
- Biasanya kehilangan dini dm, mengakibatkan gigi M migrasi ke mesial dan menghalangi erupsi P, sehingga P, menjadi impaksi atau posisinya menjadi abnormal.
- Kehilangan dini gigi sulung anterior jarang menyebabkan maloklusi.
Persistensi gigi sulung
- Penyebab: tidak ada benih gigi permanen, ketidakseimbangan endokrin (ex: hipotiroid), ankilosis gigi sulung, gigi sulung non vital sehingga tidak terjadi resorpsi akar.
- Persistensi gigi sulung anterior menyebabkan erupsi gigi permanen ke lingual atau palatal. Persistensi gigi sulung posterior menyebabkan erupsi gigi permanen ke bukal/ lingual atau impaksi gigi permanen.
Delayed eruption gigi permanen
Penyebabnya:
- Tidak ada gigi permanen secara kongenital.
- Supernumerary teeth yang menghalangi erupsi gigi permanen.
- Heavy mucosal barrier sehingga mencegah erupsi gigi permanen.
- Kehilangan dini gigi sulung menyebabkan terbentuknya tulang diatas benih gigi permanen yang memperlambat erupsi gigi permanen.
- Kelainan endokrin (ex: hipotiroid).
- Sisa akar gigi sulung tidak teresorpsi sehingga menghalangi erupsi gigi permanen.
Arah erupsi abnormal
Penyebabnya:
- Malposisi kongenital benih gigi.
- Defisiensi lengkung rahang.
- Supernumerary teeth.
- Persistensi akar gigi sulung.
- Pembentukan bony barrier.
Ankilosis
- Penyebab: trauma pada gigi yang membaca periodontal rusak, infeksi, kelainan endokrin, cleidocranial dysostosis.
- Ankilosis bisa terjadi pada sebagian atau seluruh pemukaan akar gigi.
- Ankilosis menyebabkan gigi permanen gagal mencapai oklusi normal sehingga terjadi migrasi gigi tetangga.
Karies gigi
- Kehilangan dini gigi sulung atau permanen menyƩbabkan migrasi gigi tetangga atau supraerupsi gigi antagonis.
- Karies proksimal menyebabkan migrasi gigi tetangga.
Restorasi gigi yang tidak baik
- Overkontur dapat menyebabkan kontak prematur gigi sehingga terjadi pergeseran gerak mandibula saat menutup mulut.
- Underkontur menyebabkan supra rupsi gigi antagonis.
- Reverse ledge menyebabkan drifting gigi di sebelahnya dan impaksi makanan.
Trauma
Prenatal
- Tekanan intrauterine dapat menyebabican hipoplasia mandibula.
- Tekanan dari lutut atau kaki terhadap wajah menyebabkan pertumbuhan wajah asitneri.
Post natal
- Trauma terhadap TMJ (misalnya akibat penggunaan forcep saat melahirkan) menyebabkan ankilosis sehingga pertumbuhan mandibular terhambat (hipoplasia mandibula).
- Fraktur kondil akibat trauma, menyebabkan pertumbuhan terhambat sehingga terjadi asimetri wajah.
- Cedera saat melahirkan dapat menyebabkan cerebral palsy dan penurunan koordinasi muskular sehingga terjadi maloklusi.
Penyakit atau Kelainan
Kelainan endokrin
- Hipotiroid
- Penurunan kecepatan deposisi kalsium pada tulang dan gigi.
- Pembentukan benih gigi dan erupsi gigi terlambat.
- Persistensi gigi sulung.
- Kalsifikasi carpal dan epiphysical terlambat.
- Hipertiroid
- Peningkatan metabolisme dan maturasi.
- Erupsi prematur gigi sulung dan gigi permanen.
- Osteoporosis (kontraindikasi perawatan orthodontik)
Cleidocranial disostosis
- Kehilangan klavikula bisa unilateral atau bilateral, sebagian atau seluruhnya.
- Retrusi maksila dan protrusi mandibula.
- Persistensi gigi sulung dan erupsi gigi permanen terlambat.
- Supernumerary teeth.
- Akar gigi pendek dan tipis.
Maternal rubella infection
- Peningkatan resiko karies sehingga meningkatkan risiko kehilangan dini gigi.
Cleft lip and palate
- Kehilangan gigi.
- Kegoyangan gigi.
- Rotasi gigi.
- Crossbite.
Labial frenum abnormal
- Labial frenium yang tebal dan tinggi mencegah I1 saling berkontak menyebabkan midline diastema.
- Diagnosis menggunakan blanch test, yaitu meregangkan bibir atas selama beberapa saat dan interdental papilla akan terlihat pucat.
Makanan alami
- Makanan berserat menurunkan resiko karies yang dapat menyebab migrasi gigi tetangga.
- Makanan lunak menurunkan stimulasi pertumbuhan rahang sehingga terjadi ketidakseimbangan panjang lengkung gigi dan jengkol rahang yang mengakibatkan maloklusi.
- Malnutrisi menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan sehingga terjadi maloklusi.
Kebiasaan Buruk
Merupakan repetisi yang awalnya dilakukan secara sadar dan lama kelamaan terjadi secara tidak sadar.
Sumber: Pedoman dan Tatalaksana Praktik Kedokteran Gigi.