Etiologi:
- Candida.
- Spesies: Candida albicans (paling sering), Candida glabrata, Candida tropicalis, Candida krusei, dll.
Predisposisi:
- Obat: antibiotik berkepanjangan, kortikosteroid, imunosupresif.
- Merokok, gigi tiruan, xerostomia, diabetes, penurunan sistem imun.
Patogenesis:
Flora normal dalam mulut
↓ (Faktor predisposisi)
Opportunistic pathogen
Adhesi Candida:
- Nonspesifik: cell surface hydrophobicity (lemah dan reversibel).
- Spesifik:
Candida + reseptor pada host tissue
↓
ALS (Aglutinin Like Sequence)
HWP (Hyphal Wall Protein)
↓
Mengkode dinding sel Candida untuk melekat kuat pada permukaan epitel host.
Sifat-sifat Candida:
- Polymorhogenic: Ragi tumbuh menjadi hifa dan pseudohifa.
- Hifa dan pseudohifa:
- Meningkatkan perlekatan ke permukaan host.
- Menjadikan lebih resisten terhadap fagositosis.
- Hifa menginvasi lapisan epitel menyebabkan kerusakan jaringan.
- Menghasilkan enzim:
- SAP (Secreted Aspartyl Proteinase):
- Menginduksi kerusakan sel host.
- Mendukung pertumbuhan hyphal dalam menginvasi jaringan.
- Meningkatkan perlekatan dengan mengekspos reseptor sites.
- Mengurai imunoglobulin sel host dan protein pertahanan lainnya.
- PLs (phospholipase): Mengurai membran sel host > sel lisis dan mati.
- Lipase dan esterase: Cytotoxic effect pada sel host.
- SAP (Secreted Aspartyl Proteinase):
Pertahanan tubuh:
- Salivary flow dan sloughing off dari sel epitelial (pelepasan Candida yang melekat longgar).
- Sistem imun nonspesifik dan spesifik.
Manifestasi Oral:
PRIMARY FORM | SECONDARY FORM |
a. Pseudomembran Candidiasis (thrush). b. Acute Erythematous Candidiasis. c. Chronic Erythematous Candidiasis. d. Chronic Hyperplastic Candidiasis. | a. Angular cheilitis (perleche). b. Denture stomatitis. c. Median rhomboid glossitis. d. Linear gingival erythema. e. Chronic Mucocutaneous Candidiasis. |
Primary Form
Histologi: Penetrasi hifa ke epithelium → respon proliferasi jaringan host → epithelial thickening.
Pseudomembran Candidiasis (thrush)
Creamy white lesion yang dapat diseka, meninggalkan dasar eritema/ulserasi dangkal, burning sensation (tidak nyaman). Disebabkan oleh penurunan sistem imun, HIV/AIDS, steroid inhalers.
Acute Erythematous Candidiasis
Lesi merah pada mukosa bukal, dorsum lidah, palatal, sakit (karena atrofik). Disebabkan oleh penggunaan antibiotik dalam jangka waktu lama sehingga menyebabkan populasi bakteri menurun (sebagai competitive pressure): pertumbuhan Candida berlebihan. Jika antibiotik dihentikan, dapat sembuh.
Chronic Erythematous Candidiasis
Lesi atrofik, diffuse border. Biasanya berhubungan dengan angular cheilitis, denture stomatitis. Banyak terjadi pada pasien HIV/AIDS.
Chronic Hyperplastic Candidiasis
- Candidal leukoplakia.
- Smooth atau nodular white lesions yang tidak dapat diseka.
- Predileksi: regio komisura bilateral.
- Disebabkan oleh merokok.
Secondary Form
Angular Cheilitis (Perleche)
- Sering kombinasi Candida Albicans dan bakteri Staphylococcus Aureus.
- Lesi atrofik pada komisura bibir.
- Predisposisi: DV turun, defisiensi nutrisi (kelainan GT atau memang asupan kurang seperti penurunan asupan asam folat dan zat besi), hipervitaminosis A, anemia (kurang B6, B12, asam folat, zat besi).
- Kalau anemia: terjadi atrofi papila lidah.
- Treatment:
- Eliminasi faktor predisposisi.
- Kompres minosep (Chlorhexidine gluconate).
Denture Stomatitis
- Eritema kronis dan edema pada mukosa yang langsung ditutupi oleh denture, biasanya pada palatum.
- Penyebab: Denture yang tidak dibersihkan atau digunakan sepanjang malam menyebabkan terbatasnya salivary flow → pembersihan Candida menurun → lingkungan ideal untuk pertumbuhan Candida.
- Clinical stage:
- Ptekiae palatal.
- Eritema yang diffuse.
- Pertumbuhan granulasi jaringan/nodularity (papillary hyperplasia).
- Treatment:
- Bersihkan GTSL akrilik (poles), rendam dalam larutan Chlorhexidine sebelum tidur pada malam hari.
- Antifungal → teteskan pada GTSL sebelum digunakan (2 kali dalam sehari).
Median Rhomboid Glossitis
- Bercak kronik eritematous (akibat atrofi papil lidah) berbentuk diamond atau rhomboid di posterior midline dorsum lidah.
- Penyebab: Penggunaan steroid inhalers terlalu sering, merokok tembakau.
Linear Gingival Erythema
Pada pasien HIV yang sering menggunakan antifungal secara sistemik.
Chronic Mucocutaneous Candidiasis
Superficial candidosis yang menyebar pada kulit, kuku, dan membran mukosa (mukosa mulut). Akibat penurunan fungsi limfosit Τ.
Treatment:
- Eliminasi faktor predisposisi/penyebab.
- Bila menggunakan steroid inhaler, instruksikan kumur-kumur setelah pemakaian
- Agen antifungal:
- Polyenes (Contoh: nystatin, amphotericin B) → fungisidal
Aksi: menempel pada ergosterol membran sel Candida → menginduksi kebocoran sitoplasmik → sel fungal mati.
Kelemahan:- Manusia juga memiliki sterol (yaitu kolesterol) sehingga memiliki efek toksik juga pada sel host.
- Poorly absorbed through the gut.
- Azole (Contoh: fluconazole, itraconazole) → fungistatik
Aksi: menghambat enzim ianosterol demethylase yang mengsintetis ergosterol sehingga menghambat pertumbuhan fungal dan merusak permeabilitas membran.
Karena fungistatik → complete resolution focus pada penurunan atau pengendalian faktor predisposisi.
Dapat diarbsorbsi di usus sehingga administrasi per oral efektif. Sekarang Candida lebih resisten terhadap azole karena produksi berlebih ianosterol demethylase enzyme → penurunan inhibisi azole - Echinocandin → fungisidal
Aksi: Menghambat D-glucan synthase → enzim untuk sintesis dinding sel fungal.
Enzim ini tidak ada pada sel manusia → menurunkan toksisitas sel host.
Kelemahan: Ukuran molekul besar → administrasi intravena.
Digunakan untuk invasive fungal infection (infeksi juga terdapat di tempat selain oral).
- Polyenes (Contoh: nystatin, amphotericin B) → fungisidal