Reversible, sensitivitas alergi.
Penyebab:
Stimulus dari alergen ekstrinsik (misalnya: debu, serbuk sari), intrinsik (refluks asam lambung), stress, aktivitas berat, obat dan zat makanan ➡️ terjadi bronkospasme.
Gejala:
- Sulit nafas yang bersifat episodic reversible (mengi).
- Dada terasa sesak.
- Tersengal-sengal.
- Batuk memburuk di malam hari.
- Muka menjadi merah.
Manajemen dental:
- Identifikasi asma (penyebab: alergi dan non alergi).
- Hindari faktor pencetus.
- Minta pasien untuk membawa inhaler setiap kunjungan.
- Hindari medikasi: aspirin, NSAIDs, narkotik dan barbiturate karena dapat mencetuskan asma. Anestesi lokal mengandung sulfite (terutama pada epinefrin dan levonordefrin) ➡️ hati-hati pada asma moderate-severe ➡️ gunakan norepinefrin.
- Membuat lingkungan bebas stress, janjian pasien agak pagi untuk mengurangi risiko serangan asma.
- Kalau terjadi serangan asma, gunakan inhaler isoproterenol milik pasien, jika gagal suntik 0,3-0,5 ml epinefrin (1:1000) subkutan.
- Alergen yang mungkin ada pada dental office: debu email, metil metakrilat, cotton roll, fissure sealant.
- Penggunaan β inhaler ➡️ menurunkan produksi saliva ➡️ peningkatan risiko karies dan oral candidiasis.
- Bronkodilator: albuterol (short acting), salmeterol, dan formoterol (long acting).
Langkah-langkah ketika terjadi serangan asma:
- Hentikan prosedur dental.
- Lepaskan seluruh peralatan intraoral.
- Berikan posisi nyaman pada pasien.
- Pastikan jalan nafas terbuka.
- Administrasikan β agonis dan oksigen.
- Jika tidak ada perbaikan ➡️ administrasi epinefrin (1:1000; 0,01 mg/bb) dosis maksimal 0,3 mg.
- Hubungi IGD.