Asma

ByInfodrg

Nov 20, 2020

Reversible, sensitivitas alergi.

Penyebab:

Stimulus dari alergen ekstrinsik (misalnya: debu, serbuk sari), intrinsik (refluks asam lambung), stress, aktivitas berat, obat dan zat makanan ➡️ terjadi bronkospasme.

Gejala:

  • Sulit nafas yang bersifat episodic reversible (mengi).
  • Dada terasa sesak.
  • Tersengal-sengal.
  • Batuk memburuk di malam hari.
  • Muka menjadi merah.

Manajemen dental:

  • Identifikasi asma (penyebab: alergi dan non alergi).
  • Hindari faktor pencetus.
  • Minta pasien untuk membawa inhaler setiap kunjungan.
  • Hindari medikasi: aspirin, NSAIDs, narkotik dan barbiturate karena dapat mencetuskan asma. Anestesi lokal mengandung sulfite (terutama pada epinefrin dan levonordefrin) ➡️ hati-hati pada asma moderate-severe ➡️ gunakan norepinefrin.
  • Membuat lingkungan bebas stress, janjian pasien agak pagi untuk mengurangi risiko serangan asma.
  • Kalau terjadi serangan asma, gunakan inhaler isoproterenol milik pasien, jika gagal suntik 0,3-0,5 ml epinefrin (1:1000) subkutan.
  • Alergen yang mungkin ada pada dental office: debu email, metil metakrilat, cotton roll, fissure sealant.
  • Penggunaan β inhaler ➡️ menurunkan produksi saliva ➡️ peningkatan risiko karies dan oral candidiasis.
  • Bronkodilator: albuterol (short acting), salmeterol, dan formoterol (long acting).

Langkah-langkah ketika terjadi serangan asma:

  1. Hentikan prosedur dental.
  2. Lepaskan seluruh peralatan intraoral.
  3. Berikan posisi nyaman pada pasien.
  4. Pastikan jalan nafas terbuka.
  5. Administrasikan β agonis dan oksigen.
  6. Jika tidak ada perbaikan ➡️ administrasi epinefrin (1:1000; 0,01 mg/bb) dosis maksimal 0,3 mg.
  7. Hubungi IGD.

By Infodrg