Menjadi dokter gigi itu memang penuh perjuangan. Dalam prosesnya kita sampai harus menumpahkan darah (pasien) dan air mata (kita), hehehe. Setelah lulus rasanya lega sekali dan beban di pundak terasa lepas, tapi untuk bisa praktek masih ada proses lainnya yang harus kita jalani: Ujian Kompetensi, Sumpah Dokter Gigi, mengurus sertifikat kompetensi, STR, dan SIP.

Ribet? Tentu saja. Tapi insyaa Allah worth it kok.

Berikut ini beberapa alasan kenapa dokter gigi tidak salah memilih profesi.

Selalu masuk daftar dalam daftar pekerjaan yang paling memuaskan

Dalam survei yang dilakukan oleh U.S. News, di tahun 2021 dokter gigi menempati posisi nomer 9 dalam 100 Best Jobs of 2021. Disusul oleh Orthodontis pada posisi ke-11 dan Bedah Mulut dan Maksilofasial pada posisi ke-18.

Pekerjaan yang masuk ke dalam daftar tersebut rata-rata memiliki kriteria berikut ini: penghasilannya lumayan, selalu menantang, sesuai dengan kemampuan dan bakat, tidak terlalu membuat stress, memberikan ruang untuk berkembang, dan memberikan work-life balance.

Merupakan profesi yang mulia (noble profession)

Memang lingkup dokter gigi ‘hanya’ sebatas kepala dan leher, tapi tidak bisa diremehkan karena kepala dan leher itu bagian tubuh yang sangat pengaruhi kepercayaan diri seseorang, kesehatan umum, membantu makan, tidur, berbicara, dan hal yang pertama yang dilihat oleh orang lain.

Pada saat sakit, peranan dokter gigi menjadi lebih penting. Sakitnya pulpitis bisa membuat orang sakit kepala dan gak konsentrasi kerja, telat mendeteksi kanker mulut atau telat menangani ludwig angina bisa membuat seseorang terancam jiwanya.

Dokter gigi bisa membantu masyarakat mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik, oleh karena itu sangat layak apabila profesi dokter gigi dinobatkan sebagai salah satu profesi mulia. Untuk bisa menjalankan profesinya dokter gigi harus melakukan sumpah dokter gigi dan bekerja sesuai dengan etika kedokteran. Yeah, with great power comes great responsibility.

Bisa tetap bekerja walau usia sudah melampaui usia pensiun

Rata-rata usia pensiun di Indonesia antara 58-65 tahun, tapi dokter gigi masih bisa tetap bekerja sampai usia berapa pun asal masih sehat secara jiwa dan raga (oleh karena itu saat memperpanjang STR dan SIP dokter gigi harus menyertakan surat keterangan sehat). Hal ini bisa menjadi motivasi untuk para dokter gigi supaya selalu menjaga kesehatan sehingga tetap bisa praktek walau usia sudah tua.

Pekerjaan yang membahagiakan

Saat pasien puas dengan tambalan resin komposit yang kita lakukan, rasa sakitnya bisa menghilang, bisa mengunyah dengan nyaman lagi pasti terpancar bahagianya dan bisa menularkan kebahagiaan tersebut kepada dokter gigi. Pasien happy, dokter gigi ikutan happy. 🙂

Lapangan pekerjaan luas

Saat ini jumlah penduduk di Indonesia sebesar 272 juta jiwa (per Juni 2021) dan jumlah dokter gigi yang ada di Indonesia dengan STR aktif adalah 33.688 dokter gigi umum dan 4.488 dokter gigi spesialis (per Desember 2021). Rasio dokter gigi dan penduduk adlah 1:8000, sedangkan rekomendasi WHO adalah 1:7500. Jadi di Indonesia masih kekurangan dokter gigi.

Persebaran dokter gigi juga tidak merata, mayoritas terpusat di kota besar dan daerah terpencil masih belum terjamah. Klinik Faskes Pertama, Puskesmas, dan Rumah Sakit masih banyak yang belum tersedia dokter gigi oleh karena itu peluang kerja untuk dokter gigi masih sangat luas.


Jadi dokter gigi itu worth it banget kan Sahabat DRG? Bagi calon dokter gigi, tetap semangat ya kuliah atau koas-nya. Setiap perjuangan tidak akan ada yang sia-sia.

Masih ada yang belum tercantum di atas? Tulis di kolom komentar yaa.. 🙂


Referensi:

100 Best Jobs of 2021.

By Infodrg

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *